Selasa, 18 Maret 2014

NOMINA DALAM BAHASA SUNDA



Nama         : Desi Purnama Sari
Kelas          : 4a
NPM           : 126211570

NOMINA DALAM BAHASA SUNDA
1.    Batasan dan ciri nomina
a)      Batasan dan Ciri Nomina
Nomina, sering juga disebut kata benda, dapat dilihat dari tiga segi, yaitu:
Ø  Dari segi sintaksisnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
-          Dalam kalimat yang prediakatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi objek, subjek, atau pelengkap.
Contoh:
Ø  Pemerintah akan menetapkan perkembangannya. (Pemerintah arek netep keun pangembanganna).
Ø  Ayah mencarikan saya pekerjaan. (Bapa neangankeun abdi gawe).
-          Nomina tidak dapat di ingkarkan dengan kata tidak, maka kata pengingkarnya adalah kata bukan.
Contoh:
Ø  Ayah saya bukan guru. (Bapa abdi lain guru).
Ø  Nomina dari Segi Prilaku Semantisnya.
Karana bahasa Indonesia tumbuh dalam suatu masyarakat yang memiliki budaya tersendiri, maka kata serimg diganti oleh budaya masyarakat setempat. Misalnya, karena dalam tata budaya Indonesia, peran laki-laki lebih dominan dibanding peran wanita, inilah kendala dari
semantik ini kalimat tidak lumrah(2). kalaupun dipakai ada makna tambahan yang muncul seperti keagresifan atau kekayaan gadis tersebut.alih-alih kalimat orang(3) umumnya memakai kalimat atau(4).
Contoh:
-          (2)Gadis itu akan mengawini Ahmad minggu depan.(gadis eta arek ngawin keun Ahmad minggu harep)
-          (3)Gadis itu akan kawin dengan Ahmad minggu depan.( gadis eta arek kawin jeung Ahmad minggu harep)
-          (4)Ahmad akan mengawini gadis itu minggu depan.(Ahmad arek ngawin keun gadis eta minggu harep)





Ø  Nomina dari Segi Perilaku Sintaksisnya
Sebagai inti frasa, nomina menduduki bagian utama, sedangkan pewatasnya ada dimuka atau di belakangnya. Apabila pewatas frasa nominal itu berada dimuka, pewatas itu umumnya berupa numeralia.
Contoh:
Lima lembar. (lima lembar)
Seorang guru. (saorang guru)
Beberapa sopir.(baraha supir)
Bukan jawaban.(lain jawaban)
Baik sebagai nomina tunggal maupun dalam bentuk frasa, nomina dapat menduduki posisi, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
-          Masalah penduduk memerlukan penanganan yang serius.(masalah penduduk memerlukeun penanganan nu serius)
-          Perusahaan kami sedang mencari manejer yang terampil.(perusahaan kami ekeur neangan manajer nu terampil).
-          Dibelakang rumah tumbuh pohon beringin yang besar. (ditukangen imah hirup pohon beringin nu gede).
2.      Nomina dari Segi Bentuknya
·         Nomina Dasar Umum
Contoh:           Rumah             :           imah
                         Tongkat          :           tongkat
                         Gambar          :           gambar
                          Meja              :           meja
·         Nomina Dasar Khusus
Contoh:           Adik                :           adi
                        Atas                 :           luhur
                        Butir                :           butir
                        Muka               :           benget
                        Kamis              :           kemis
3.      Nomina Turunan
·         Penurunan Nomina dengan peng-
a.       Orang atau hal yang melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh verba.
Contoh:
Pembeli(orang yang membeli)                   :           numeser
Pengawas(orang yang mengawasi)           :           numeli
Pemilih(orang yang memilih)                    :           numilih




b.      Orang yang memiliki sifat yang dinyatakan oleh adjekyiva dasarnya.
Contoh:
Pemarah(orang yang pemarah)                              :           ngambekan
Penakut(orang yang sifatnya mudah takut)          :           borangan
Pelupa(orang yang sifatnya mudah lupa)              :           pikun
4.      Nomina dengan Dasar Polimorfemis
Contoh:
                        Bersama          :           barengan
                        Berangkat        :           mangkat
                        Berhasil           :           sukses
                        Sesuai              :           sasuai
                        Terlaksana       :           tarlaksana
5.      Perulangan Nomina
a.       Perulangan utuh
Contoh:
Rumah-rumah:      imah-imah
Buku-buku:           buku-buku
Gunung-gunung:   gunuang-gunuang
b.      Perulangan salin suara
Contoh:
Warna-warni         :           warna warni
Corat-coret            :           corat coret
Sayur-mayur          :           sayur-mayu
Gerak-gerik           :           gerak-gerik
c.       Perulangan Sebagian
Contoh:
Jaksa-jaksa tinggi              :           jaksa-jaksa luhur
Surat-surat kabar               :           surat-surat kabar
Rumah-rumah sakit           :           imah-imah gering
Orang-orang tua                :           jelema-jelema kolot
d.      Perulangan yang disertai pengafiksan.
Bangun-bangunan:            bangun-bangunan
Main-mainan         :           ulin-ulinan
Padi-padian           :           pare-parean
Batu_batuan          :           batu-batuan


6.      Nomina Majemuk Dasar
Nomina majemuk dasar adalah nomina majemuk yang komponennya terdiri dari kata dasar.
Contoh:
Suami istri       :           suami istri
Anak cucu       :           anak cucu
Suka duka       :           suka duka
Ganti rugi        :           ganti rugi
Uang muka      :           uang muka
7.      Nomina Majemuk Berafiks
Nomina majemuk berafiks adalah nomina majemuk yang salah satu kedua komponennya mempunyai afiks.
Contoh:
Sekolah menengah      :           sakola menengah
Orang terpelajar          :           jelema terpelajar
Penyakit menular        :           panyakit menular
Kakak beradik             :           kaka adi
8.      Nomina Majemuk setara
Nomina setara adalah nomina majemuk yang kedua komponennya memiliki kedudukan yang sama.
Contoh:
Suami istri       :           suami istri
Suka duka       :           suka duka
Doa restu         :           doa restu
Ibu bapak        :           umi bapa
9.      Nomina Majemuk Bertigkat
Nomina majemuk bertingkat adalah nomina majemuk yang salah satu komponennya berfungsi sebagai induk, sedangkan komponen lainnya menjadi pewatas.
Contoh:
Ganti rugi                    :           ganti rugi
Uang muka                  :           uang muka
Penyakit menular        :           penyakir mular
Pekerjaan sambilan      :           gawe selingan
Anak kandung                        :           anak kandung


Selasa, 04 Maret 2014

ADVERBIA DARI SEGI PRILAKU SINTAKSISNYA DAN SEMANTISNYA DALAM BAHASA SUNDA

ADVERBIA DARI SEGI PRILAKU SINTAKSISNYA
(DALAM BAHASA SUNDA)

1.       Adverbia yang mendahului kata yang di terangkan.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Ia lebih cantik daripada kakaknya.
Manehna lebih geulis katimbang tetehna.
2
Senyuman itu sangat cantik.
Sentuman eta meuni geulis.
3
Ia terlalu sombong untuk dinasehati.
Manehna terlalu sombong untuk di pagahan.
4
Kami hanya setia kepada-Nya
Kami hungkul satia kagusti Allah.

2.       Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Merah nian bibirmu.
Berem pisan biwir maneh.
2
Kakak marah- marah saja dirumah
Teteh ngambek-ngambek wae di imah.
3
Sopan benar kelakuannya.
Sopan pisan kalakuanna.
4
Baju yang dikenakannya merah sekali.
Baju nu dipakena berem pisan

3.       Adver bia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan.
contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Kini barang-barang material amat mahal.
Ayeuna barang-barang material meuni marahal.
2
Mahal amat barang-barang itu.
Mahal pisan barang-barang eta.
3
Malamnya ia segera berangkat bersama kami.
Petingna manehna sagera mangkat bareng jeung kita.
4
Begitu mendengar berita itu ia, ia segera pergi.
Pas ngadenge berita eta, ia langsung mangkat.

4.       Adverbial yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan.
contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Saya yakin bukan dia saja  pencurinya.
Abdi yakin lain manehna doang  nu nyolong.
2
Bagiku, senyumannya sangat manis sekali.
Bagi abdi, senyumanna meuni manis pisan
3
Kami hanya menerima saja apa yang diberikannya.
Kami hungkul narima doang  nu diberena.




ADVERBIA DARI SEGI PRILAKU SEMANTISNYA
(DALAM BAHASA SUNDA)
1.       Adverbia Kualitaif
Adalah adrbia yang  mengambarkan makna yang berhubugan dengan tingkat, derajat,dan mutu.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Saya paling tidak suka di bohongi.
Abdi paling teu resep di bohongan.
2
Ibu saya sangat cantik.
Umi abdi meuni geulis.
3
Saya lebih tinggi dari santi.
Abdi lebih jangkung tie sisanti.
4
Pacar saya kurang tinggi.
Kabogoh abdi kurang jangkung.

2.       Adverbial Kuantitatif
Menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Makannya banyak sekali..
Daharna loba pisan.
2
Rambutnya sedikit kemerahan.
Bu’ukna saetik kabereman.
3
Uang ini kira-kira cukup sebulan.
Acis ieu kira-kira cukup sabulan.
4
Bibirnya cukup merah.
Biwirna cukup berem.

3.       Adverbial Limitatif
Menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Pilek ini hanya sebelah saja.
Salesma ieu hungkul sabelah doang.
2
Adik hanya merepotkan ibu saja.
Adi hungkul ngaririweh keun umi doang.
3
Air ini sekedar menghilangkan haus ku.
Cai ieu hungkul ngahilangkeun haus abdi.

4.       Adverbial Frekuentatif
Menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbial itu.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Ibu selalu masak untuk keluarga ini.
Umi osok masak jeung kaluarga ieu.
2
Saya sering berkelahi dengan adik.
Abdi osok gelut jeung adi.
3
Saya jarang melihatnya tersenyum.
Abdi jarang nempo manehna senyum.
4
Kadang-kadang saya suka kesal melihatnya
Kadang-kadang abdi osok kehel nempona.


 

5.       Adverbia Kewaktuan
Menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Saya baru dibelikan kereta.
Abdi karakge dipeserkeun motor.
2
Saya segera memnayar hutang itu.
Abdi arek secepetna ngalunasan hutang eta.

6.       Adverbial Kecaraan
Menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbial itu berlangsung atau terjadi.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Dia diam-diam baik juga.
Manehna cicing-cicing bager oge.
2
Ibu akan melihat kakak secepatnya.
Umi arek nempo teteh sacepetna.
3
Pelan-pelan adik mencuri kue.
Lain-laun adi nyolong kueh.

7.       Adverbial Kontrastif
Menggambarkan pertentangan dengan makna  kata  atau hal yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Saya tidak tahu namanya, bahkan orangnya saja saya tidak tahu.
Abdi teu nyaho ngaranna, komodei jelemanage abdi teu nyaho.
2
Jangankan saya bertanya, dia malah bertanya balik kepada saya.
Jangankeun abdi nanya, manehna malah nanya balik ka abdi.
3
Kata siapa dia jelek, justru dia yang paling cantik.
Ceuk saha manehna jore, malahan manehna nu paling geulis.

8.       Adverbial Keniscayaan
Menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan adverbial itu.
Contoh :
No
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
1
Niscaya hidup ini akan terasa sulit jika kita tidak bersukur.
Niscaya hirup ieu akan tarasa susah lamun kita teu bersukur.
2
Saya pasti akan memperoleh nilai yang baik apabila rajin belajar.
Abdi pasti akan ngadapetkeun nilai nu alus lamun rajin balajar.
3
Saya tentu akan memperbaiki kesalahan ini.
Abdi pasti arek ngabenerkeun kasalahan ieu.